PERKEMBANGAN
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN MESOPOTAMIA (SUMERIA, AKKADIA, ASYRIA, BABILONIA) DAN
PERSIA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sejarah Asia Barat Daya
Dosen Pengampu : Ilham Gilang, M.Pd

Disusun
Oleh :
Kelompok
1
1.
Nur Syiam Eka Handayani (2288150033)
2.
Jemiyawati (2288150008)
3.
Irhas Nugraha (2288120042)
4.
Fajar Putro S (2288150036)
5.
Sabar Wiraguna (2288142101)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2017
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama kami sebagai penulis menghaturkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa yang telah memberikan segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perkembangan Kebudayaan
dan Peradaban Mesopotamia (Sumeria, Akkadia, Asyria, Babilonia) dan Persia” dengan
baik.
Penyelesaian makalah ini bukan tanpa
mengalami hambatan, tetapi berkat kerja
keras dan ketekunan serta dorongan dan Do’a, serta kerja sama dari kelompok
kami, maka kami dapat mengatasi
segala masalah. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1.
Dosen mata kuliah Sejarah Asia Barat Daya, Bapak Ilham Gilang, M.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas dalam bentuk makalah ini.
2.
Teman-teman satu jurusan Pendidikan Sejarah 2015, yang
sudah memberikan dorongannya untuk menyelesaikan makalah ini.
Semoga perhatian dan
dorongan kalian mendapatkan balasan setimpal dari Tuhan Yang Maha Pengasih,
Amin. Akhir kata dari kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah dan
teman – teman jurusan Pendidikan Sejarah, semoga tulisan ini dapat menambah
wawasan dan meningkatkan pengetahuan.
Serang,
13 Maret 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………........ i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………............... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ………………………………………………...……...........
1
B. Rumusan
Masalah ……………………………………………....….…........
1
C. Tujuan
………………………………………………………………........... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Letak Geografis dan Kondisi alam di Mesopotamia…………………...….. 3
2.2. Awal Peradaban di Lembah
Mesopotamia ……………………..…............. 4
2.3. Hasil-hasil Kebudayaan di Lembah
Mesopotamia........................................ 17
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan ……………………………………...……………………......... 20
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….......... 21
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mesopotamia
terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini
menjadi Republik Irak itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam
bahasa Yunani berarti daerah antara dua aliran sungai yaitu Sungai Eufrat dan
Sungai Tigris. Sungai Eufrat dan Tigris secara geofrafis bertemu di teluk
Persia, bila kedua sungai itu dihubungkan dengan sungai Yordan maka
terbentuklah suatu wilayah yang disebut dengan “The Crescent” yaitu wilayah
bulan sabit yang subur. Kesuburan lembah ini menghasilkan lembah ini
menghasilkan produk pertanian, perkebunan, dan peternakan yang menyuplai
kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar.
Sejarah
Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai
pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria membangun
beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang
tokoh imperialistik dari bangsa lain yg juga mendiami kawasan Mesopotamia,
bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata melakukan sebuah penaklukan
politis, tapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumer
dan Akkad berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid
Sumer-Akkad. Campur tangan Sumer tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat
Akkad terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumer-lah yg mendukung Akkad, sehingga
mereka masih dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai" itu.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana Letak geografis dan Kondisi
alam Mesopotamia?
1.2.2
Bagaimana Awal Peradaban di Lembah
Mesopotamia?
1.2.3
Bagaimana Hasil-hasil Kebudayaan di
Lembah Mesopotamia?
1.3.Tujuan
1.3.1.
Untuk Mengetahui Letak Geografis dan
Kondisi alam di Mesopotamia.
1.3.2.
Untuk Mengetahui Awal Peradaban di Lembah Mesopotamia.
1.3.3.
Untuk Mengetahui Hasil-hasil Kebudayaan
di Lembah Mesopotamia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Letak Geografis dan Kondisi Alam Mesopotamia
Sungai
Eufrat dan Tigris berada di kawasan Irak sekarang. Sungai Eufrat dan Tigris
merupakan sungai di Asia Barat Daya yang bersumber di Turki Timur. Mengalir
sepanjang ±2500 km . Sedangkan Tigris yaitu sungai di Asia Barat Daya yang
bersumber di Turki Timur dan mengalir sepanjang
± 1800 km. Sebagian besar berada di Irak, setelah itu bertemu di Sungai
Eufrat bersama sama membentuk Shatle Arab.
Daerah sekitar Sungai Eufrat dan Sungai Tigris berbatasan dengan :
1. Sebelah
utara berbatasan dengan bukit-bukit Armenia.
2. Sebelah
barat berbatasan dengan Laut Tengah.
3. Sebelah
selatan berbatasan dengan padang pasir Arabia.
4. Sebelah
timur berbatasan dengan daerah pegunungan.
Kawasan Mesopotamia
sebagian besar terdiri dari tanah yang tandus dan kebanyakan kering dimana
hampir tidak ada curah hujan, sehingga kehidupan penduduknya tergantung kepada
aliran-aliran sungai yang merupakan alat negara yang terpenting. Pada zaman
Paleolithikum bagian-bagian dari tanah menjadi tandus atau gurun pasir karena
terjadinya pergeseran proses alami. Terjadinya proses pergeseran tersebut
disebabkan oleh :
a. Jalur
iklim yang membentang dari barat-timur bergeser ke arah utara.
b. Benua
Eropa bagian barat laut mengalami penurunan dasarnya.
c. Arah
teluk hangat (gulfstream)
mempengaruhi iklim di Eropa Barat sehingga lebih intensif.
Kedua aliran sungai,
yaitu Sungai Eufrat dan Tigris sebenarnya terdapat di lereng Pegunungan Armenia
di perbatasab antara Irak dan Rusia sekarang. Pada musim hujan (dari Oktober
sampai April) terjadi air bah pada kedua sungai tersebut sehingga mengakibatkan
timbulnya banjir yang tidak bisa dikontrol. Air menggenang daerah-daerah di
sepanjang aliran sungai dan setelah itu air surut dan kemudian meninggalkan
lapisan lumpur. Dengan adanya lumpur yang bertumpuk-tumpuk pada muara sungai,
maka munculah dataran rendah baru, yang selalu menutup mulut Teluk Bhein di
tepi teluk besar Persia. Di sekitar muaranya, alam geografisnya berupa
rawa-rawa penuh dengan tumbuhan semak dan banyak dihuni aneka burung liar.
Kemudian daratan rendah yang baru itu akan mengalami pengirisan kembali oleh
bagian-bagian delta dari sungai Eufrat dan Tigris. Pada pegunungan Armenia,
setiap tahun cairan saljunya menimbulkan luapan air Sungai Eufrat dan Tigris.
Dan mengakibatkan banjir yang menyebabkan lumpur alluvial secara berlapis-lapis dari masa ke masa, sehingga tanahnya
menjadi subur. Sementara itu di Teluk Parsi makin berubah menjadi dataran dan
lembah Mesopotamia menjadi meluas terus ke selatan.
Kondisi geografis
demikian menumbuhkan suatu pola penguasaan alam pada masyarakat kuno, sehingga
interaksi manusia dengan alam lingkungannya membentuk kebudayaan dan peradaban
. Terbentuknya peradaban Mesopotamia disebabkan manusia mampu beradaptasi
dengan lingkungan alam, kemudian memunculkan habit yang secara naluri terbentuk komunitas.
2.2.
Awal Peradaban di Lembah Mesopotamia
Sejak
zaman purba daerah Mesopotamia telah lama didatangi oleh bermacam-macam bangsa,
berbagai bangsa tersebut berturut-turut mendiami daerah tersebut. Kira-kira 300
SM bangsa yang pertama kali datang ke daerah Mesopotamia berasal daerah Susa.
Mereka menduduki lembah hilir Sungai Eufrat
dan Tigris, kemudian mereka dikenal sebagai bangsa Sumeria. Sebelumnya bangsa
Semit sudah mengenal dasar-dasar kehidupan politik, ekonomi, dan pertanian,
sehingga para arkeolog menyatakan bahwa di lembah Mesopotamia sebagai awal
munculnya pertanian pertama dalam sejarah umat manusia.
Bangsa-bangsa yang mendiami Lembah
Mesopotamia :
1.
Bangsa Sumeria
Sumeria (sekitar 3.500 – 2.300 tahun sm) adalah salah satu peradaban kuno di
timur tengah, terletak di sebelah selatan Mesopotamia (tenggara irak) dari
catatan terawal abad ke-4 sm sampai munculnya babilonia pada abad ke-3 sm.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa sumeria. Mereka telah mengenal bercocok
tanam dan sudah memiliki sistem pengairan. Bangunan-bangunan mereka dibuat dari
lumpur. Mereka menganut agama politheisme. Bangsa sumeria merupakan bangsa yang
pertama kali mendiami kawasan mesopotamia, sehingga bangsa sumeria pantas
disebut sebagai penduduk asli mesopotamia. Bangsa sumeria datang dari wilayah
asia kecil sekitar tahun 3.500 tahun sm.
Pada
awalnya, bangsa sumeria mengolah lahan pertanian yang subur sebagai mata
pencahariannya. Lama kelamaan, bangsa sumeria dapat membangun sistem pengairan
untuk menanggulangi banjir dan menyalurkan air ke lahan-lahan pertanian,
seperti sistem irigasi dan kanal. Dengan hasil pertanian yang melimpah, bangsa
sumeria sekitar tahun 3.000 tahun sm membangun 12 kota-kota besar, di antaranya
kota ur, uruk, lagash dan nippur. Pada awalnya, kota-kota tersebut merupakan
kota-kota yang berdiri sendiri, sehingga disebut negara kota. Kemudian
terjadilah peperangan di antara kota-kota tersebut dan yang kalah akan menjadi
bawahan kota yang menang yang lama kelamaan memunculkan sistem pemerintahan
kerajaan. Bangsa sumeria mencapai mansa kejayaannya saat dipimpin oleh raja
ur-nammu. Namun, sekitar tahun 2.300 tahun sm bangsa sumeria dapat ditaklukkan
oleh bangsa akkadia di bawah pimpinan raja sargon.
a.
Sistem
pemerintahan
Pada awalnya masing-masing
kota sumeria berdiri
sendiri menjadi seperti sebuah negara dan kota. Ditiap-tiap kota dipimpin atau
diperintah dengan suatu dewan yang kehendak orang tua. Khususnya di dibidang
perang, pimpinan atau pengambil perintah berpindah ke panglima yang, dalam
pergantian tersebut disebut sebagai lugal. Ia
menjadi pemimpin sampai perang berakhir. Persaingan dan perebutan di antara
kota-kota mengakibatkan peperangan sering terjadi. Keadaan mulai berubah menjadi
buruk akibat timbulnya serangan yang berasal suku nomad. Perang yang tak henti-henti mengakibatkan posisi
para lugal semakin
permanen. Para lugal memerintah dalam janga waktu yang lama atau seumur
hidupnya. Hal ini mengakibatkan sistem pemerintahan disetiap kota
berganti menjadi sebuah kerajaan. Pada tahun 2900 sm, posisi/kedudukan lugal
berubah menjadi raja.
setelah sempat dikuasai oleh akkadia lalu gutia, peradaban sumeria bangkit kembali dibawah pemerintahan urnammu.di bawah pemerintahannya, kota-kota sumeria disatukan, tetapi,hal tersebut tidak dalam kejayaannya tidak bertahan lama atau hanya bertahan 100 tahun. Bangsa elam menyerang dan menguasai kota-kota sumeria. Meskipun demikian, bangsa yang menguasai kawasan itu tetap melanjutkan peradaban sumeria.
b.
Sistem
Tulisan
Salah satu jasa bangsa Sumeria
bagi sejarah dunia adalah
penemuan sistem tulisan. Sejak tahun 4000 SM bangsa Sumeria telah mengembangkan
sistem tulisan. Sistem tulisan itu muncul seiring dengan pertumbuhan kota-kota
yang cepat. Pertumbuhan kota melahirkan kebutuhan akan catatan-catatan, seperti
kronik peristiwa penting dan jumlah panenan serta ternak yang harus diserahkan
ke kuil pemujaan untuk persembahan.
Sistem tulisan Sumeria berupa
tulisan gambar (pictogram). Orang Sumeria menulis
pada tablet, yakni lempengan tanah liat. Sebagai alat tulis, digunakan semacam
paku. Itulah sebabnya, sistem tulisan Sumeria dikenal sebagai huruf
paku. Dalam perkembangannya, sistem tulisan Sumeria mengalami modifikasi
ke dalam bentuk lambang-lambang. Sistem tulisan ini selanjutnya dipakai oleh
bangsa-bangsa yang menguasai kawasan Mesopotamia.
c. Bangunan Kuil
Tata
kota bangsa Sumeria tidak
bisa dilepaskan dan bangunan kuil. Orang Sumeria percaya bahwa kota bukan milik
mereka, melainkan para dewa-dewi. Oleh karena itu, harus ada bangunan kuil di
pusat kota. Besar dan kecilnya kuil tergantung dari kemakmuran kota yang Bangsa Sumeria mempunyai cara
tersendiri dalam membangun kuil. Secara bertahap mereka memperbarui kuil sesuai
dengan tingkat kemakmuran kota. Saat memperbarui, mereka membangun kuil baru di
atas kuil yang lama. Begitu seterusnya sehingga kuil semakin tinggidan
berundak-undak disebut Ziggurat. Model
bangunan kuil seperti itu terus dilanjutkan oleh bangsa-bangsa lain yang
menduduki kawasan Mesopotamia.
2. Bangsa
Akkadia
Akkadia terletak di tepi barat sungai Efrat.
Akkadia beribukota di kota Agade, dan merupakan kekaisaran pertama di dunia.
Kekaisaran Akkad sering disamakan dengan bangsa Sumeria yang kita kenal sebagai
Sumer-Akkad, karena semua orang asli Akkad penutur bahasa Semit dan bahasa
Sumer di bawah satu kekuasaan. Pada
kurang lebih 3500 SM, datang
bangsa lain bernama Akkada yang merebut sumeria dengan kekerasan. Bangsa ini
terkenal sebagai bangsa Jamdet Nasr. Orang-orang Akkaadia membuat senjatanya
dari batu. Bangunan serta patung-patungnya terbuat dari batu pula. Kebiasaan
lainnya adalah mereka membakar mayat-mayat. Berbeda dengan bangsa Sumeria yang
membuat bangunan dari tanah liat yang dikeringkan dibawah terik matahari dan
mempunyai kebiasaan mengubur mayat dalam tanah. Bangsa Akkadia memerintah
bangsa Sumeria dan mendirikan kota-kota baru di kish, Shurupah, Nasr dan
Eshuna. Bangsa Akkadia mengadopsi kebudayaan Sumeria.
Bahasa dan Kebudayaan. Kekaisaran Akkad mengambil dan
meniru semua kebudayaan dari bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan
penduduk Sumeria yang ditaklukan. Pada milenium ke-3 SM berkembang simbiosis
kebudayaan yang dekat antara bangsa Sumer dan bangsa Akkad yang Semit, yang
meliputi penyebaran bilingualisme. Bahasa Akkad secara perlahan menggantikan
bahasa Sumer sebagai bahasa lisan utama pada peralihan milenium ke-3 dan ke-2
SM.
Kepercayaan. Bangsa Akkadia juga merupakan penganut
Politheisme (menyembah banyak dewa). Agama yang dianut bangsa Akkadia sama dengan
agama yang dianut dengan bangsa Sumeria. Dikarenakan adanya integrasi antar
penduduk Akkadia dengan Sumeria.
Pada kurang lebih 3200
SM, Kerajaan Jamdet yang dibangun bangsa Akkadia mengalami kehancuran karena
bencana banjir yang dahsyat, sehingga tenggelam seluruh kerajaannya.
Kemungkinan besar bencana banjir inilah
yang diceritakan dalam kitab Taurat yang terjadi pada zaman Nabi Nuh
(Soeroto, 1955:9). Dalam Alquran, banjir besar pada zaman Nabi Nuh dijelaskan
sebagai hukuman Allah Swt. Dan tidak percaya kabar-kabar akhirat yang
disampaikan oleh Nabi Nuh.
3. Bangsa
Babilonia
A.
Babilonia
I
Kiri-kira 2000 SM bangsa ini membentuk ibu kota yang bernama Babilonia
dengan raja terbesarnya Hammurabi (1955-1912 SM). Raja Hammurabi meninggalkan
sebuah prasasti berangka tahun 1950 SM yang terkenal dengan sebutan
undang-undang Hammurabi yang terdiri atas dua pokok yaitu:
a)
Hukum
sipil menggenai hak milik perkawinan dan hutang-piutang.
b)
Hukum
pidana mengenai sifat dan pembalasan
pelanggaran hukum di sebut seimbang.
a.
Sistem
Politik dan Pemerintahan
Pada masa pemerintahan Hammurabi dengan sistem
pemerintahan sentaralisasi hukum dimana seluruh undang-undang berlaku di
wilayah kekuasaaanya. Hammurabi adalah seorang administrator
dan sekaligus legislator yang ulung.Dia berhasil merumuskan dan
mengkondifikasikan hukum-hukum yang berlaku di Babylonia. Pada tahun 1901-1902,
seorang ahli arkeolog Perancis yang bernama M. De. Morgan menemukan susa‟
(sebAuah
lempengan batu yang di atasnya bertuliskan hukum-hukum yang dirumuskan
Hammurabi. Lempengan ini lalu disebut sebagai kitab hukum tertua.
Kitab hukum ini berisi ketentuan mengenai
hak-hak dan kewajiban seluruh warga masyarakat kerajaan Babylonia. Prinsip
hukum yang terdpat di dalamnya adalah “hukuman mata untuk mata dan gigi untuk
gigi”. Kitab hukum ini sangat besar pengaruhnya dalam penyusunan hukum bangsa
Romawi, sedang hukum bangsa Romawi merupakan dasar penyususnan hukum bangsa
Eropa modern.
b.
Sistem
Sosial, Ekonomi dan Religi.
Kota Babilon sebagai ibukota kerjaan yang terletak di tepi sungai
Eufrat, terdapat kuil-kuil keagamaan, pusat perdegangan dan kebudayaan. Daerah- daerah sepanjang lembah dekat kawasan
sungai Eufrat masyarakatnya hidup bercocok tanam. Dimana setelah banjir pada
sungai Eufrat meninggalkan endapan lumpur yang sangat subur. Perekonomian
kerajaan Babilonia bertumpu pada hasil pertanian menyembah banyak dewa
(polithisme) seperti dewa Annc(Dewa
langit). Enlil (dewa Angin) dan Engki (dewa tanah). Kemudian mereka mendirikan
kuil-kuil diatas pegunungan.
Masa keruntuhan kerajaan yang di pimpin oleh raha Hammurabi adalah
orang-orang pegunungan di Gutium. Hammurabi berusaha
mencegah ancaman dari Gutium dengan cara menyerang, namun strategi ini tidak
efektif. Hanya sepeuluh tahun seusai penaklukkan-penaklukkan Hamurabi, pada
tahun kedelapan kekuasaan penerusnya, Samsuilun (pada tahun 1743 SM),
orang-orang barbar Kassite yang turun dari Gutium untuk pertama kalinya
melanggar batas Babylonia. Orang-orang barbar Kassite tampaknya telah
mendirikan rezim di Babylonia sekitar tahun 1732. Setelah kematian Hammurabi,
sejarah politik bangsa Babylonia tidak dikenal orang. Suku-suku kecil kemudian
menguasai wilayah ini secara bergantian, sampai pada akhirnya seluruh wilayah
ini ditaklukkan oleh bangsa Assyria.
4.
Bangsa Asyria
Bangsa Assyria lebih tua daripada bangsa Babilon. Mereka
merupakan campuran banyak ras. Para ahli menyebutnya sebagai bangsa Semit. Sebutan
itu didasarkan atas bahasa yang digunakannya, yaitu bahasa Semit. Bahasa itu
kemudian menurunkan bahasa Ibrani dan Arab sekarang. Negeri bangsa Assyria
terletak di tepi Sungai Tigris, di Mesopotamia.Di daerah itu dijumpai peradaban
kuno yang tinggi seperti kebudayaan bangsa Babilon yang ada di bagian
selatannya. Bangsa Assyria sering disebut sebagai bangsa Roma dan Asia.Kedua
bangsa itu sama-sama dikenal sebagai bangsa penakluk. Mereka sangat ditakuti
karena mempunyai tentara infantri, tentara berkuda, dan tentara dengan kereta
perang. Peninggalan-peninggalan berupa tembikar, alat-alat batu, dan sisa-sisa
bangunan menunjukkan bahwa daerah Assyria sudah dihuni sejak zaman batu baru
(neolitik) yang berkembang sekitar 6.000 tahun yang lalu.Bangsa Assyria menjadi
bangsa merdeka sekitar abad ke-14 sebelum Masehi. Sebelumnya, mereka dijajah
bangsa Babilonia, kemudian bangsa Mitani. Raja Ashur Uballit I merupakan
pendiri kerajaan Assyria dan memerintah tahun 1365-1330 sebelum Masehi.Ia
menyebut dirinya Raja Agung dan orang pertama yang menyebut Assyria sebagai
Tanah Ashur. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Assyria terus berperang melawan
Babilonia.Pertempuran terus berlanjut pada masa pemerintahan Enlil-nihari,
putra Ashuruballit Masa kejayaan Assyria dicapai pada masa pemerintahan Adad
ninari I. Ia berhasil menaklukkan dan mempersatukan seluruh Mesopotamia. Ia
menyebut dirinya Raja di Raja. Ia memperluas kuil, istana Ashur, dan membuat
benteng pertahanan terutama di tepi Sungal Tigris.
Penggantinya adalah Tukulti-ninurta I yang memerangi
Babilonia secara besar-besaran.Ia mengasingkan rajanya dan menjarah kuil
Babilonia. Tindakan menjarah kuil merupakan tindakan yang melanggar agama, baik
di Babilon maupun di Assyria.Akibatnya, hubungan dengan rakyatnya memburuk.
Anaknya sendiri memberontak dan mengepung ibu kota. Tukulti-ninurta I terbunuh.
Sejak itu, Kerajaaran Assyria mengalami kemunduran, sedangkan Babilonia bangkit
kembali Kerajaan Assyria baru muncul kembali di bawah pemerintahan Raja
Tigalth-pilaser I pada abad ke-II SM. Ia mengalahkan Kerajaan Aramaean dan
Babilonia Utara. Ia sangat memperhatikan pertanian, perkebunan, serta
mengembangkan administrasi pemerintahan dan pengajaran. Peraturan hukum juga
diterapkan. Hukuman mati merupakan hal yang umum. Hukuman yang ringan berupa
kerja paksa dan hukuman dera. Cucu Tigalth-pilaser I, yaitu Asurnasirpal I
adalah seorang raja yang lemah. Ia tidak banyak berbuat untuk menahan serangan
musuh. Baru pada abad ke 9-7 SM muncul raja-raja yang kuat seperti
Tiglath-pilaser III, Sargon II, Sennacherib, dan Assarhaddon.Wilayah kekuasaan
Assyria meliputi hampir seluruh daerah Timur Tengah, dan Mesir sampai Teluk
Persia.
Asurnasirpat II dikenal sebagai raja yang kejam.Ia merupakan
raja pertama yang menggunakan pasukan berkuda, pasukan kereta perang, dan
pasukan berjalan kaki (infantri). Ia membangun kota Kalakh dan menjadikannya
ibu kota kerajaan. Ia membangun istana besar seluas 25.000 meter persegi. Dengan
kekejaman ia membangun kuil yang tinggi untuk memuja dewa kota Kalakh, dewa
perang Ninurta dan dewa berburu. Puncak kuil itu dipakai untuk mengamati
bintang Ia digantikan oleh Raja Sargon II (721-705 sebelum Masehi) yang
meneruskan usaha perluasan daerah kekuasaannya. Raja Sargon II terbunuh dalam
peperangan.Ia digantikan oleh anaknya, Sennacherib. Pada mulanya bangsa Assyria
bersahabat dengan bangsa Babilon.Akan tetapi, bangsa Assyria berbalik memusuhi
bangsa Babilon pada tahun 689. Selama 9 bulan raja Assyria, Sennacherib,
mengepung kota Babilon dan akhirnya kota itu dapat dihancurkan.
Raja Sennacherib sangat memperhatikan pertanian dan
pengairan negaranya.Ibu kotanya, Niniveh, memperoleh air dari sebuah saluran
air berupa jembatan sepanjang 300 meter. Ia memperkenalkan tanaman kapas kepada
bangsa Assyria. Istananya dihias dengan keramik berwarna. Dindingnya dipenuhi
ukiran binatang dan manusia.Ada patung lembu bersayap dengan kepala
manusia.Patung itu sangat besar.Seni pahat saat itu berkembang sangat
pesat.Bangsa Assyria telah mengenal tulisan yang disebut tulisan paku. Bentuk
tulisan itu segi tiga mirip paku dan kebanyakan digoreskan di atas lempengan
tanah liat pada waktu masih basah. Lempengan itu kemudian dijemur di panas
matahari. Penggantinya, Assurbanipal, sangat tertarik pada pendidikan. Di
Niniveh, ia mengumpulkan 22.000 lempengan tanah liat bertulis yang disimpan di
perpustakaan. Isinya antara lain menyangkut masalah agama, sastra, pengobatan,
matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus, dan sejarah.
Semua lempengan tanah liat itu didaftar dengan cermat dan
ditaruh di atas rak. Sekarang sebagian besar lempengan tanah liat itu disimpan
di Museum London, Inggris. Bangsa Assyria senang berperang, karena itu mereka
mempunyai banyak musuh. Pengganti Assurbanipal, Asur-etel-ilani bukan seorang
raja yang kuat. Kerajaan Assyria ditaklukkan oleh persekutuan bangsa Babilon,
Medes, dan Chaldeans pada Tahun 614.Setelah tiga bulan berperang, Niniveh
kalah.Tempat suci dan istananya hancur, termasuk juga irigasi yang dibuat oleh
Sennacherib.Sisa pasukan Assyria menyerah pada tahun 609, dan Kerajaan Assyria
lenyap dan sejarah.
Bangsa Assyria dikenal
sebagai bangsa pendekar perang yang menguasai Mesopotamia dan berhasil
mengalahkan bangsa Hithit, Akkadi dan Sumeria. Bangsa ini berkuasa dilembah
Mesopotamia sekitar 2 abad lamanya, yaitu dari abad 9-7 SM. Ibu kota
pemerintahannya bernama Niniveh yang terletak pada sungai tigris.
Kota Assyria ini
mula-mula sebuah Negara kota, yang disebut Kota Semit yang kecil. Di bawah
Tiglath Pilleser I, bangsa Assyria mencapai kemasyhuran dalam waktu yang
relatif singkat, yakni pada abad ke 12 SM. Kemudian kerajaan baru benar-benar
tercapai dalam abad ke-9 dengan
kemenangan-kemenangan yang dicapai Ashurbanipal II yang mendirikan pemerintahan
kemaharajaan. Raja-raja yang memerintah kemudian adalah Ashalmanesser III,
Tiglath Pillesser III dan Sargon, pada era Sargon kekuasaan Assyria mencapai
hegemoni di Asia Barat Daya. Sennacherib mengonsolidasikan kerajaan sedangkan
Essar-Haddon (681-68) menglahkan orang Chaldea dan mendapat kekuasaan di Mesir.
Di bawah pemerintahan penggantinya, yaitu Assur Banipal (669-26 SM) Assyria
mencapai puncak dibidang ilmu pengetahuan, kesenian dan kemuliaan. Namun tidaki
lama kemudian bangsa media, Persia dan Khaldea bergabung mengalahkan bangsa
Assyria. Sedangkan dari media melepaskan diri dari Assyria, sehingga
menyebabkan bangsa tersebut mengalami keruntuhan pada 612 SM. Setelah itu
kerajaan Assyria dibagi menjadi dua bagian, yaitu bangsa Persia mendapat bagian
utara yang mendirikan kerajaan Iran, sedangkan bagian selatan dikuasai oleh
bangsa Khaldea dibawah pemerintahan Nabopalasser yang mendirikan negara
Babilonoia baru.
Asyiria, pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil
sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa
Mitanni, Hitties, Alcahien. Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja
Assyiria yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon. Namun ketika
bangsa Asyiria lengah, Babilonia mudah untuk merebut dan menguasai wilayah
Mesopotamia kembali. Namun bukan lagi disebut dengan Imperial Babilonia
melainkan “Babilonia Baru”. Wilayah Mesopotamia berkembang dengan maju. Hingga
mampu untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang terkondisirkan. Kepercayaan
yang dianut yaitu politeisme, mempercayai Dewa-Dewa, namun di balik itu ada
dewa yang tertinggi yaitu “Dewa Marduk”. Peninggalan dari peradaban ini
sebagian masih ada dan terlestarikan, sebagian juga ada yang mengalami evolusi
sesuai dengan perkembangan zaman. Tak bisa di pungkiri lagi bahwa ilmu yang
telah kita dapat adalah evolusi dari pemikiran dan kerja keras masyarakat
peradaban.Yakni munculnya pengetahuan berasal dari peradaban Mesopotamia.
5.
Babilonia
II
Sebagai pengganti bangsa Assyria
adalah bangsa Babilonia baru yang didirikan oleh bangsa Khaldea di tepi sungai Eufrat. Sungai Eufrat dikenal sebagai Babilonia,
kerajaan ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Nebukadnezat, pada masa
pemerintahanya juga di buat taman gantung yang berada di atas bukit atas
permintaan istrinya yang bernama Eyaxeres pada tahun 2500 SM taman gantung
merupakan taman di atas pegunungan.
a.
Sistem
Sosial dan Religi
Pendiri
dinasti ini adalah Nabopolassar. Pada masanya, daerah sampai perbatasan Mesir
dapat ditaklukkan, mengalahkan Raja Yahudi, Hebrew, dan secara bengis
menaklukkan kota Yerusalem pada tahun 586 SM. Pada pertengahan abad ke-6 SM,
kekuasaan Babylonia-Chaldean ini dikalahkan oleh bangsa Persia. Bangsa Babylonia menyembah banyak
Tuhan, yakni dewa-dewa alam.
Marduk
merupakan dewa mereka yang terbesar, sedangkan Isthar diyakini sebagai dewa
kasih sayang. Bentuk utama keyakinan mereka adalah kepercayaan terhadap-roh-roh
jahat. Mereka juga mempercayai ramalan dari langit dan bintang-bintang mengenai
suatu peristiwa yang terjadi. Para ahli nujum Chaldean mahir dalam bidang
perbintangan, sehingga mereka tersohor ke penjuru dunia.
b.
Sistem
pemerintahan, Ekonomi dan Iptek. .
Pada periode Babilonia baru, banyak tanah yang dibuka untuk
diolah. Kedamaian dan kekuasaan kekaisaran membuat tersedianya sumber daya
untuk memperluas irigasi dan membangun sistem kanal. Daerah pedesaan Babilonia
didominasi oleh perkebunan-perkebunan besar, yang diberikan kepada pejabat
pemerintah sebagai bentuk pembayaran. Perkebunan-perkebunan ini biasanya
dikelola melalui penguasa lokal, yang mengambil sebagian keuntungan. Penduduk
desa ikut serta dalam perkebunan tersebut dengan menjadi buruh dan penyewa
tanah.
Kota-kota di Babilonia memperoleh hak otonomi dan hak
istimewa dari raja. Kota berpusat di kuil. Tiap kota memiliki pengadilan
sendiri, dan kasus hukum seringkali diputuskan dalam majelis. Kuil mendominasi
struktur sosial. Status sosial dan hak politik sesorang ditentukan berdasarkan
posisi mereka terkait dengan hierarki kagamaan. Para pekerja, misalnya perajin,
memperoleh statsu yang tinggi. Selain itu, terdapat pula serikat pekerja untuk memberi para
pekerja daya tawar kolektif.
Dalam
bidang ilmu pengetahuan, Bangsa babylonia telah banyak mencapai kemajuan.
Kemajuan mereka dalam ilmu astronomi mengungguli kemajuan bangsa Mesir.
Pengetahuan mereka dalam bidang astronomi berawal dari hasrat mereka dalam
bidang astrologi. Mereka membagi zodiak ke dalam dua belas simbol dan
menyebutkan kedudukan masing-masing. Mereka mampu meramalkan terjadinya gerhana
matahari dan juga bulan. Demikian pula mereka menggunakan sistem kalender yang
lebih maju dibanding bangsa Mesir. Mereka membagi bilangan tahun menjadi dua
belas bulan, membagi malam dan siang menjadi bilangan jam, dan membagi tujuh
bilangan hari dalam satu minggu. Dalam bidang matematika peran mereka juga
sangat besar. Hitungan inilah yang pada akhirnya dijadikan sebagai rujukan
sistem hitungan modern.
6. Bangsa
Persia
Kerajaan
ini didirikan oleh Cyrus (550 SM) dengan ibu kotanya bernama Parsepolis, yang
terletak di sebelah timur Sungai Tigris (Iran Sekarang). Bangsa ini terkenal
sebagai pembebas bangsa Israel (Yahudi) yang mengalami pembuangan Babilonia Baru
pada masa pemerintahan Nebukadnezar (terdapat di perjanjian lama). Raja terbesar adalah Darius Agung (521-485
SM). Pemerintahan diatur dengan membagi wilayah kerajaan menjadi kesatrapi dan
masing-masing dikepalai oleh seorang wali negara yang disebut kostrap.
Peradaban Persia adalah bentuk
kebudayaan besar dunia yang Nampak sejak 3000 tahun yang lalu. Peradaban ini
tumbuh di sekitar Iran. Pada tahun 549 SM, Cyurus raja Persia menaklukan
wilayah medas dan membangun kekaisaran yang luas. Hanya dalam waktu 30 tahun.
Persia telah menjadi bangsa yang terkuat di dunia pada masa itu. Semasa
pemerintahan raja Darius, Bnayak tiang di bangun di dalam ruangan sebagai
penahan atau penyangga balok istana. Pada bangga tangga induk istana terdapat
tulisan paku yang berbunyi : “ Persia, Negara yang kudapat dari kurnia Dewa
Ahura Mazda tidak gentar menghadapi setiap musuh”.
Relief- relief peninggalan kerajaan
Persia menggambarkan upacara-upacara dan kehidupan pesta pora istana. Selain
itu, banyak ditampilkan binatang yang melambangkan kegagahan , seperti singa,
kuda, atau harimau. Hal tersebut menunjukan bahwa kemenangan terhadap kehidupan
lainnya. Kemudian pada tahun 33 SM Persia ditaklukan oleh Alexander Agung.
Darius Agung membangun istana paling
Agung di Persepolis di sisi Barat. Istana II disebut APADANA. Raja segala Raja
menggunakannya sebagai Bala Irung Audiensi Resmi. Pembangaunan dilakukan tahun
515 SM. Putranya, Xenes I menyempurnakan 30 tahun kemudian. Istana ini memiliki
balai agung berbentuk bujur sangkar, tiap sisinya berukuran panjang 60 M dengan
72 tiang besar,. 30 diantaranya masih tegak berdiri. Setiap pilang besar ini
setinngi 19 Meter. Pilar ini menopong atap yang luas dan sangat berat. Puncak
tiang dihiasi patung batu hewan.
Seperti banteng berkepala 2, singa,
atau rajawali. Tiang ini terhubung oleh batang penopong datar dari kayu ek atau
kayu sedar lebanan. Dindingnya dilapisi lumpur dan stuko setebal 5 cm , sebagai
perekat, kemudian dilapisi stuko hijau. Disisi barat, utara, dan timur istana
terdapat beranda persegi yang memiliki 12 tiang tersusun dalam 2 baris yang
masing masing 6 tiang. Disisi selatan Belairung terdapat serangkaian kamar
sebagai tempat penyimpanan. Dua tangga bergaya Persepolis dibangaun secara
simetris terhubung dengan fondasi batu. Untuk melindungi atap dari erosi,
talang air vertical dibangun melewati tembok bata. Di keempat sudut Apodana,
dibangunlah 4 menara yang menjorok keluar. Dinding dilapisi tegel dan dihiasi
gambar singa, banteng, dan bunga. Darius memerintahkan namanya dan detail
kemaharajaannya ditulis dengan lempeng emas dan perak, yang ditempatkan dalam
peti batu dan ditanam di sudut istana.
Tangga semetris bergaya Persepolis
dibangun disisi utara dan timur untuk mengatasi perbedaan ketingian. Dua tangga
lainnya berdiri di tengah bangunan. Tampilan luar istana diembos dengan gambar
immortal . Pasukan elit pengawal raja. Tangga utara di selesaikan pada masa
pemerintahan Darius, Sedangkan tangga lainnya di rampungkan pada masa kemudian.
Bangsa Persia yang sekarang direpresentasikan
oleh bangsa Iran adalah bangsa yang mempunyai jejak peradaban yang sangat
panjang yang mencapai 7000 tahun dan kontribusinya sangat besar bukan hanya
pada bangsa Persia tapi juga bagi dunia. Persepolis adalah salah satu sisa
peninggalan dari kejayaan masa lalunya dimana bangsa Persia sudah bisa
membangun istana yang megah pada saat bangsa lain masih dalam fase prasejarah
dan bahkan masih tinggal di gua dan belum mengembangkan budaya menetap dan
bercocok tanam. Sekarang ini ada ribuan situs sejarah yang dilindungi yang
berserakan di berbagai wilayah yang dulu pernah menjadi imperium Persia yang
mencakup dataran tinggi Iran sekarang, afrika utara, negara-negara seputar
pantai selatan dan timur mediterania, Afganistan, Pakistan, India, dan kawasan asia
tengah seperti Turkmenistan yang menjadi bukti kegemilangan yang pernah dicapai
oleh bangsa ini. Salah satu kontribusi besar bangsa Persia adalah dalam bidang
kesusasteraan yang menjadi motor utama dalam membangun tradisi akademik. Lewat
karya-karya sastra yang indah, mendorong orang untuk menggiatkan membaca,
bertukar pikiran dan pengalaman, dan disitulah tradisi akademik terbangun dan
menjadi motor utama dari kemajuan suatu bangsa. Tak ada bangsa yang bisa maju
tanpa punya pondasi yang kokoh dalam dunia akademis, dan dunia akademis
dirintis dari komunitas yang membangun intelektualitas lewat tradisi membaca.
Lihatlah pujangga-pujangga Persia yang mengemas cerita tentang dunia lewat
bait-bait syair yang indah. Bagaimana deskripsi keseharian dari buku Konvensi
Para Burung di buku Fariduddin Attar, bagaimana memandang kehidupan dan
memahami esensinya seperti yang diungkapkan secara indah dari bait-bait Rumi,
dan bagaimana nasehat kehidupan dari sang pujangga Hafez yang bahkan karyanya
dijadikan sebagai buku menebak keberuntungan. Persia telah melahirkan ilmuan
sekaliber Ibnu Khayyam yang pusaranya di Nishapur selalu ramai dikunjungi
orang. Di tanah Persia juga terlahir Ibnu Sina yang dibarat dikenal dengan nama
Avicenna dimana matematika, astronomi, kedokteran, fisika, dan kimia secara
utuh disinergikan pada seseorang yang pada akhirnya dia bisa menghasilkan karya
yang bisa menembus batasan ruang dan waktu. Masih banyak tokoh-tokoh yang
terlahir di tanah Persia yang karyanya terdokumentasi dengan baik dan bisa ditemukan
sampai saat sekarang.
2.3.Hasil-hasil
Kebudayaan di Lembah Mesopotamia
Kebudayaan adalah hak
cipta, rasa dan karsa manusia yang merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Kebudayaan yang tersebut tersimpan kegiatan manusia (fisik) dan penciptaan akal batin (akal budi) manusia
(nonfisik). Adapun hasil-hasil kebudayaan yang terdapat di lembah Mesopotamia,
sepanjang kawasan Sungai Eufrat dan Tigris adalah :
1.
Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah-daerah
disepanjang lembah Mesopotamia, kawasan sungai Eufrat dan Tigris, masyarakatnya hidup bercocok tanam, dimana
setelah terjadi banjir pada kedua sungai itu meninggalkan endapan lumpur yang
sangat subur. Maka salah satu cara bagi kerajaan-kerajaan yang menguasai
Mesopotamia adalah memanfaatkan banjir untuk pertanian, dengan membuat sistem
pengairan yang baik. Untuk memenuhi dan mempermudah keperluan kehidupan mereka,
karya yang paling fenomenal adalah teknologi bendungan. Bendungan dibuat dan
dibangun untuk menyalurkan dan menyimpan air yang berlebih di musim banjir.
Kawasan ini menghasilkan gandum, sayur-mayur, labu, pisang, dan jenis ubi-ubian
seperti kentang, bawang merah, bawang putih.
2.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bangsa Sumeria
membangun kota-kota yang terbuat dari batu bata merah, disusun sesuai dengan
tata aturan kota yang terencana. Selain itu juga dibangun perpustakan dengan
koleksi buku berjumlah 2000 buku oleh bangsa Khaldea. Disamping itu dibuat
taman gantung dan sebuah menara yang berfungsi untuk keindahan kota dan
mercusuar bagi pedagang-pedagang dan rombongan raja Babilonia Baru.
3.
Aksara
Orang-orang Sumeria
sudah mengenal abjad berupa huruf paku. Huruf paku tersebut ditemukan pada
sebuah prasasti yang berisi tentang hukum Undang-undang Hammurabi. Huruf paku dinamakan juga Cuneiform, ditulis
dengan sebuah benda runcing diatas papan dari tanah liat yang kemudian
dikeringkan.
4.
Sistem Penanggalan (Kalendar)
Orang Sumeria sudah
mengenal sistem penanggalan atau sistem kalendar. Sistem penanggalan
dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim, mereka membagi dan
mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik dan membagi lingkaran dalam
derajat. Selain itu bangsa Sumeria juga sudah memiliki pengetahuan menulis dan
membilang. Mereka juga mengetahui sistem sixagasimal, yaitu sistem membilang
yang berdasarkan atas jumlah 6.
5.
Sistem Religi
Mereka menyembah banyak
dewa (polithisme) seperti dewa Ann (dewa langit), Enlil (dewa angin), Enki
(dewa tanah dan air). Mereka menempatkan dewa-dewanya diatas
pegunungan-pegunungan dengan mendirikan kuil-kuil diatas gundukan-gundukan yang
terbuat dari batu dan tanah. Selain itu mereka percaya bahwa orang yang sudah
meninggal akan hidup kembali di alam baka sehingga mereka membekali setiap
mayat dengan barang-barang berharga dalam kuburannya.
Keruntuhan peradaban
lembah Mesopotamia sepanjang kawasan aliran Sungai Eufrat dan Tigris dimulai
pada bidang politik, yaitu dengan keberhasilan Alexander Agung menduduki
Kerajaan Persia. Hal inilah yang menyebabkan seluruh wilayah Asia Barat Daya
menjadi bagian dari kawasan bangsa Yunani (Macedonia). Maka perlahan-lahan hal
itu mempengaruhi bidang kebudayaan. Pada masa Alexander sebagai penguasa, ia
merangkul bangsa-bangsa yang ditaklukkan nya untuk bersama-sama mengembangkan
kebudayaan baru. Kebudayaan baru tersebut sebagai hasil perpaduan kebudayaan
Yunani dengan kebudayaan Asia Barat Daya. Kebudayaan baru tersebut bernama
kebudayaan Hellenisme.
Unsur kebudayaan
Helleniesme adalah :
1. Mempelajari bahasa
dan buku-buku Yunani dengan maksud untuk mengetahui pandangan hidup dan
filsafat Yunani.
2. Mengadakan pembangunan
rumah maupun kota yang lebih menunjukkan suatu perencanaan tata aturan kota
yang lebih memperhatikan kebutuhan tempat tinggal yang sehat.
3. Mengembangkan seni
pahat dan seni patung.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa Mesopotamia
merupakan peradaban pertama di dunia. Yang mana wilayah ini memiliki 6 imperial yaitu Sumeria, Akkadia, Babilonia I, Asyria, Babilonia Baru (II), dan
Persia. Wilayah Mesopotamia berkembang
dengan maju. Hingga mampu untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang
terkondisirkan. Kepercayaan yang dianut yaitu politeisme, mempercayai
Dewa-Dewa, namun di balik itu ada dewa yang tertinggi yaitu “Dewa Marduk”.
Peninggalan
dari peradaban ini sebagian masih ada dan terlestarikan, sebagian juga ada yang
mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan zaman. Tak bisa di pungkiri lagi
bahwa ilmu yang telah kita dapat adalah evolusi dari pemikiran dan kerja keras
masyarakat peradaban. Yakni munculnya pengetahuan berasal dari peradaban
Mesopotamia.
DAFTAR PUSTAKA
Noor,
yusliani.2014. Sejarah Timur Tengah. Yogyakarta: Ombak.
https://informasiana.com/sejarah-mesopotamia-sumeria-b,
diakses pada tanggal 13 Maret 2017.
https://id.wikibooks.org/wiki/Sejarah_Kekaisaran/Babiloniaabilonia-assyria-persia/,
diakses pada tanggal 13 Maret 2017.
https://informasiana.com/sejarah-mesopotamia-sumeria-babilonia-assyria-persia/,
diakses pada tanggal 13 Maret 2017.
http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/mengenal-budaya-persia_552fbfe96ea8347b2f8b45bb,
diakses pada tanggal 13 Maret 2017.
https://senirupasmasa.wordpress.com/2013/10/08/kebudayaan-persia/,diakses pada tanggal 13 Maret 2017.
Komentar
Posting Komentar